Tingkatkan Kualitas Guru, SMA Nur Lintang Gelar IHT "Bedah Instrumen Akreditasi"

Oleh Fitra Kharisma Agustine

Pendidikan di masa kini menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa, di mana sumber daya manusianya adalah orang-orang yang cerdas, terampil dan berkualitas. Secara umum penilaian kualitas suatu bangsa dapat ditinjau dari pendidikan yang ada pada bangsa tersebut. Hal ini menjadi PR bagi para guru selaku pemangku pendidikan di sekolah. Sering kita dengar pepatah “Guru adalah ujung tombak generasi tunas bangsa”, kalimat tersebut menggambarkan bahwa keberhasilan generasi bangsa tidak lepas dari peran guru. Guru yang berkualitas akan menciptakan peserta didik yang unggul.

Di masa sekarang guru dituntut lebih kreatif dan inovatif. Penggunaan media dan metode pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh pada hasil akhir. Pendekatan pada peserta didik harus dilakukan untuk memahami karakter mereka dan juga admnistrasi guru pun harus lengkap. Bertepatan dengan berakhirnya masa akreditasi pada 2024 mendatang, salah satu strategi yang dilakukan SMA Nur Lintang adalah dengan menggelar workshop. Acara tersebut dilaksanakan di gedung SMA Nur Lintang pada hari Jumat (22/09/2023) dengan mengundang pemateri dari Cabdin viii Jawa Tengah Ibu Puji Rahayu, S.Pd., M.Pd. selaku pengawas SMA Nur Lintang.

Beberapa poin materi yang disampaikan oleh pemateri antara lain yaitu perbedaan akreditasi tahun lalu dengan sekarang. Jika dulu lebih mendetail pada administrasi guru, sekarang lebih kepada mutu lulusan. Bagaimana luaran dari sekolah tersebut apakah banyak yang melanjutkan kuliah atau tidak. Kemudian 8 standar pendidikan yaitu SKL, standar isi, proses, penilaian, sarpras, tendik, pembiyayaan dan pengelolaan. Tidak hanya itu, pemateri juga menekankan bahwa eksistensi sekolah akan dilihat dari pembaruan Dapodik  dan juga sosial media yang selalu update. Apapun kegiatang yang dilaksankan di sekolah bisa diunggah di medsos, karena pada hakikatnya media sosial digunakan sebagai ruang pamer. Hal tersebut sangat membantu mempromosikan sekolah termasuk ketika PPDB.

Berlangsung dengan serius tapi santai membuat peserta worskhop sangat antusias. Materi yang disampaikan disertai dengan candaan dan motivasi. Salah satu kalimat yang membangkitkan semangat para guru adalah “ora kudu kondang penting tandang” dalam Bahasa Indonesia kalimat tersebut berarti “tidak harus terlihat, yang penting bekerja. Seseorang yang bekerja dengan tulus dan ikhlas walaupun tidak ada orang yang mengetahui pasti akan akan dibalas, dimana departemen ketuhanan akan selalu  bekerja sesuai dengan yang seseorang itu kerjakan. Terakhir pesan dari pemateri yang sangat menyentuh adalah “Siapa yang bekerja lebih dari yang di bayar maka suatu saat pasti akan dibayar lebih dari suatu yang dikerjakan”. Kalimat tersebut cukup membuat para guru ingin mendedikasikan dirinya secara lebih pada sekolah.